Keutamaan amal ibadah ditentukan oleh empat hal utama
ini:
1.
Memperhatikan waktunya. Misalnya, ibadah yang paling utama di bulan Ramadhan
adalah qiyamullail. Berdasarkan sabda Rasulullah Saw:
"Siapa
yang mengisi malam bulan Ramadhan dengan keimanan dan ibadah, niscaya baginya
diampunkan dosa-dosanya yang telah lewat."(1)
Dan
berderma, karena Rasulullah Saw: "beliau paling dermawan saat berada pada
bulan Ramadhan".(2) Jika masuk sepuluh hari yang terakhir dari bulan
Ramadhan, maka amal ibadah yang paling utama adalah beri'tikaf dan tidak keluar
dari masjid. Dan jika masuk sepuluh hari pertama dari bulan Dzul Hijjah, maka
amal ibadah yang paling utama adalah amal saleh dan berlomba untuk berjihad,
berdasarkan sabda Rasulullah Saw:
"Kecuali
seseorang yang keluar berjihad dengan harta dan jiwanya, dan tidak menuntut
balasan dari dua hal itu."(3)
Amal ibadah
yang paling utama pada bulan Muharram dan Sya'ban adalah puasa, berdasarkan
sabda Rasulullah Saw: "Puasa yang paling utama setelah bulan Ramadhan
adalah puasa di bulan Muharram." (4) Dan perkataan A'isyah r.a.:
"Aku
dapati Nabi Saw paling banyak berpuasa pada bulan Sya'ban." (5)
Amal ibadah
yang paling utama saat mengajarkan orang yang ingin belajar adalah:
bersungguh-sungguh untuk mengajarkannya, dan meninggalkan pekerjaan yang lain.
Dan ibadah yang paling utama saat wuquf di Arafah adalah: berusaha untuk
bermunajat, berdo'a, dan berdzikir, serta tidak berpuasa yang dapat melemahkan
tubuh untuk melakukan semua ibadah tadi.
Ibadah yang paling utama pada waktu menjelang subuh adalah: shalat dan istighfar. Berdasarkan firman Allah SWT:
Ibadah yang paling utama pada waktu menjelang subuh adalah: shalat dan istighfar. Berdasarkan firman Allah SWT:
"dan
yang memohon ampun di waktu sahur." Ali Imran: 17.
dan amal
ibadah yang paling utama saat berbuka adalah: berdoa. Berdasarkan sabda
Rasulullah Saw:
"Tiga
kelompok orang yang doanya tidak tertolak: orang yang berpuasa saat ia berbuka
puasa, ...".(6)
Amal ibadah
yang paling utama saat mendengarkan adzan adalah, membalas ucapan adzan
tersebut.
2. Memperhatikan Tempat.
Ada beberapa tempat , yang jika dilakukan ibadah di situ, akan mendapatkan pahala dan keutamaan yang lebih besar dibandingkan jika dilakukan di tempat lain. Seperti shalat di Masjidil Haram, setara dengan seratus ribu shalat di tempat lainnya. Shalat di Masjid Nabawi, setara dengan seribu shalat di tempat lainnya. Dan shalat di Masjid Aqsha, setara dengan lima ratus kali shalat di tempat lainnya.
Shalat yang paling utama dilakukan di masjid adalah shalat wajib. Sementara untuk shalat sunnah,yang paling utama adalah jika dillakukan di rumah. Berdasarkan sabda Nabi Saw:
2. Memperhatikan Tempat.
Ada beberapa tempat , yang jika dilakukan ibadah di situ, akan mendapatkan pahala dan keutamaan yang lebih besar dibandingkan jika dilakukan di tempat lain. Seperti shalat di Masjidil Haram, setara dengan seratus ribu shalat di tempat lainnya. Shalat di Masjid Nabawi, setara dengan seribu shalat di tempat lainnya. Dan shalat di Masjid Aqsha, setara dengan lima ratus kali shalat di tempat lainnya.
Shalat yang paling utama dilakukan di masjid adalah shalat wajib. Sementara untuk shalat sunnah,yang paling utama adalah jika dillakukan di rumah. Berdasarkan sabda Nabi Saw:
"Shalat
yang paling utama bagi seseorang adalah di rumahnya, kecuali shalat
wajib."(7)
Dzikir dan
berdoa di Shafa dan Marwa lebih utama dari shalat. Thawaf bagi orang yang baru
datang dari luar Mekkah lebih utama dari shalat, dan sebaliknya bagi orang Mekkah
sendiri. Do'a saat masuk rumah atau keluar dari rumah lebih diutamakan daripada
membaca Al Qur'an.
3. Memperhatikan Jenis Ibadah.
Jenis shalat lebih utama dari jenis membaca Al Qur'an. Jenis membaca Al Qur'an lebih dibandingkan jenis dzikir. Jenis dzikir lebih utama dibandingkan jenis do'a. jenis jihad lebih utama dari jenis ibadah hajji. Bahkan di antara satu jenis ibadah sendiri ada perbedaan keutamaan antara satu macam dengan macam yang lain. Misalnya:
3. Memperhatikan Jenis Ibadah.
Jenis shalat lebih utama dari jenis membaca Al Qur'an. Jenis membaca Al Qur'an lebih dibandingkan jenis dzikir. Jenis dzikir lebih utama dibandingkan jenis do'a. jenis jihad lebih utama dari jenis ibadah hajji. Bahkan di antara satu jenis ibadah sendiri ada perbedaan keutamaan antara satu macam dengan macam yang lain. Misalnya:
"Puasa
(sunnah) yang paling utama adalah puasa nabi Daud, yaitu berpuasa satu hari dan
berbuka satu hari".(8) Dan
"Shadaqah yang paling utama adalah shadaqah bagi sanak keluarga yang membenci kita." (9)
"Shadaqah yang paling utama adalah shadaqah bagi sanak keluarga yang membenci kita." (9)
Dan
"Syuhada
yang paling utama adalah yang darahnya ditumpahkan musuh, dan kendaraannya
dirusak musuh"(10). Dan
"Dzikir yang paling utama adalah: la ilaha illah Allah, dan doanya yang paling utama adalah: alhamdulillah." (11)
"Dzikir yang paling utama adalah: la ilaha illah Allah, dan doanya yang paling utama adalah: alhamdulillah." (11)
Dan
"Jihad
yang paling utama adalah membela kebenaran di hadapan penguasa yang
lalim." (12)
4.
Memperhatikan Situasi dan Kondisi.
Rasulullah Saw bersabda:
Rasulullah Saw bersabda:
"Jika
Allah SWT kagum melihat seorang hamba, niscaya hamba itu tidak akan
dihisab."(13)
Kemudian
beliau mengabarkan tentang sipat orang-orang yang membuat Allah SWT tertawa.
Beliau bersabda:
"Tiga
kelompok manusia yang dicintai dan dikagumi oleh Allah SWT dan diberikan kabar
gembira oleh-Nya adalah: ..., seseorang yang mempunyai isteri cantik dan
peraduan yang nyaman nan indah, kemudian ia bangun di waktu malam untuk
beribadah. Terhadap orang tersebut Allah SWT berkomentar: "dia meninggalkan
syahwatnya untuk beribadah kepada-Ku, padahal jika ia mau ia dapat terus
menikmati tidurnya." Dan orang yang sedang berada dalam perjalanan bersama
rombongan, kemudian ia tidak tidur malam kecuali sedikit, dan ia isi akhir
malamnya dengan ibadah, baik dalam kesulitan maupun dalam kesenangan."(14)
Ini jika
dalam kondisi negara aman. Sedangkan jika dalam kondisi perang, ukurannya lain
lagi, berbeda dengan sebelumnya. Oleh karena itu, perlu memperhatikan situasi
dan kondisi. Orang yang cerdik adalah orang yang mengetahui amal ibadah yang
paling utama di segala situasi dan kondisi. 'Auf bin Harits adalah salah
seorang yang cerdik ini. Ketika ia bertanya kepada Nabi Saw pada saat perang
Badar, sebagai berikut: "Wahai Rasulullah Saw, apakah yang membuat Rabb-ku
tertawa? (maksudnya: apakah amal ibadah yang jika dikerjakan oleh seseorang
pada situasi saat ini mencukupi untuk membuat dirinya terbebaskan dari
perhitungan akhirat). Nabi Saw menjawab:
"Orang
yang menerjang musuh dengan tanpa perisai". Maka dia pun melepaskan baju
besi yang ia pakai, kemudian mengambil pedangnya dan segera menyerang pasukan
musuh, hingga ia mendapatkan syahid.
Memperhatikan
situasi dan kondisi mencakup memperhatikan potensi masing-masing peserta
kompetisi dan kelebihan yang mereka miliki. "Orang kaya yang memiliki
banyak harta, dan hatinya merasa sayang untuk menyumbangkan hartanya itu: maka
shadaqah hartanya dan kerelaan hatinya untuk menyumbangkan hartanya itu lebih
utama baginya dibandingkan qiyamullail dan berpuasa sunnah di siang hari. Orang
yang pemberani dan kuat, yang ditakuti musuh: keikutsertaannya dalam pasukan
jihad walau sebentar, dan berjihad melawan musuh-musuh Allah, baginya lebih
utama dibandingkan melaksanakan ibadah hajji, berpuasa, bersedekah dan
melakukan ibadah sunnah. Orang yang berpengetahuan, yang mengetahui sunnah
Nabi, ilmu halal-haram, dan ilmu tentang mana yang baik dan mana yang tercela
menurut agama: baginya bergaul dengan manusia, mengajarkan mereka, dan
memberikan mereka nasihat dalam agama, itu lebih utama daripada mengucilkan
diri, menghabiskan waktunya untuk shalat, membaca Al Qur'an dan bertasbih.
Pejabat pemerintah yang memegang urusan manusia: baginya, duduk sebentar untuk
mengurusi perkara masyarakat, membantu orang yang dizhalimi, menjalankan hadd
Allah, membantu pihak yang benar, dan melawan pihak yang salah, itu lebih utama
baginya dari pada beribadah bertahun-tahun."(15)
Kami tambahkan: amal ibadah yang paling utama bagi orang yang dikuasai oleh sikap masa bodoh terhadap siksaan Allah SWT dan yang tertipu oleh dirinya sendiri adalah: dengan merasa takut kepada Allah SWT. Amal ibadah yang paling utama bagi orang yang dikuasai oleh keputus asaan dan patah harapan dari rahmat Allah SWT adalah: menumbuhkan sikap pengharapan kepada-Nya. Amal yang paling utama bagi orang yang junub adalah: mandi besar. Amal yang paling utama bagi orang yang takut impoten adalah: segera menikah. Amal yang paling utama saat kedatangan tamu adalah: melayani dan menemuinya, dibandingkan wirid yang sunnah. Amal ibadah yang paling utama saat membantu orang yang ditimpa kesulitan adalah: memfokuskan diri untuk membantunya dan menolongnya, dan mementingkan hal itu dibandingkan wirid dan khalwatnya. Amal ibadah yang paling utama saat seorang muslim sakit adalah: menjenguknya. Dan amal ibadah yang paling utama saat kematiannya adalah: menyaksikan jenazahnya. Amal ibadah yang paling utama ... dst.
Kami tambahkan: amal ibadah yang paling utama bagi orang yang dikuasai oleh sikap masa bodoh terhadap siksaan Allah SWT dan yang tertipu oleh dirinya sendiri adalah: dengan merasa takut kepada Allah SWT. Amal ibadah yang paling utama bagi orang yang dikuasai oleh keputus asaan dan patah harapan dari rahmat Allah SWT adalah: menumbuhkan sikap pengharapan kepada-Nya. Amal yang paling utama bagi orang yang junub adalah: mandi besar. Amal yang paling utama bagi orang yang takut impoten adalah: segera menikah. Amal yang paling utama saat kedatangan tamu adalah: melayani dan menemuinya, dibandingkan wirid yang sunnah. Amal ibadah yang paling utama saat membantu orang yang ditimpa kesulitan adalah: memfokuskan diri untuk membantunya dan menolongnya, dan mementingkan hal itu dibandingkan wirid dan khalwatnya. Amal ibadah yang paling utama saat seorang muslim sakit adalah: menjenguknya. Dan amal ibadah yang paling utama saat kematiannya adalah: menyaksikan jenazahnya. Amal ibadah yang paling utama ... dst.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar