Selasa, 20 November 2012

Surat Kematian


Surat Kematian

Ahmad Bin Thulun hidup di Lingkungan kerajaan. Ia tumbuh menjadi anak yang baik, Mulia budi pekertinya dan tekun belajar Al-Qur’an. Di tambah lagi ia memiliki keindahan suara ketika membaca  Al-Qur’an.Ibnu Asakir mengutip pendapat salah seorang ulama mesir bahwa Raja Thulun sebenarnya bukan ayah kandungnya, tapi Ia telah menjadikanAhamad sebagai anak angkatnya karena tertarik akan keta’atannya dalam beragama, Keindahannya  membaca Al-Qur’annya, kemuliaan dan kebaikan akhlaknya sejak kecil.

Suatu ketika, Thulun meminta Ahmad mengurus suatu keperluan di kantor pemerintahan. Ketika ahmad tiba di sana, ia memergoki salah seorang istri raja sedang berbuat keji, berselingkuh dengan seorang pembantu. Akan tetapi, Ahmad tidak menghiraukan hal itu, ia segera mengambil keperluannya dan cepat-cepat pulang tenpa menceritakan apa yang ia lihat. Wanita tersebut mengira bahwa ahmad akan memberitahu  perbuatannya pada raja Thulun. Ia segera menghadap dan mengadu, “Paduka, Sunggu Ahmad telah mendatangiku di suatu tempat  dan mengajakku berbuat keji.”
Sang Raja membenarkan saja ucapan wanita itu. Kemudian, ia meminta Ahmad menghadap seorang gubernur dengan membawa sepucuk surat darinya, tanpa menegur atau mengintrogasinya terlebih dahulu tentang apa yang di katakana oleh si wanita tersebut.Surat yang di berikannya berisi perintah untuk memenggal kepala pembawa surat itu dan mengirimkan kepalanya kepada sang Raja.
Pergilah Ahmad membawa surat dari raja Thalun tanpa mengetahui apa isi surat tersebut. Dalam perjalanan, Ia melewati si wanita yang kemudian memanggilnya dengan paksa. Ahmad menolak sambil berkata “ Sungguh aku sedang sibuk, harus membawa surat ini kepada gubernur.” “ saya ada keperluan yang sangat mendesak” Begitu si wanita beralasan. Kemudian, ia menahan Ahmad di kediamannya dan menyuruhnya menulis sepucuk surat. Wanita itu bermaksud membuktikan kebenaran ucapanya kepada sang raja. Adapun surat di tangan Ahmad, diambilnya dan di suruhnya lelaki yang berselingkuh dengannya tempo hari untuk membawa surat tersebut kehadapan Gubernur. Ia mengira isi surat tersebut merupakan perintah untuk memberi ahmad hadiah.
Ketika Gubernur membaca surat yang di bawanya, Ia memerintahkan untuk memenggal leher yang membawa surat tersebut, lalu mengirimkan  kepalanya kehadapan sang Raja. Raja pun merasa heran dan bertanya, “ Dimana Ahmad Ahamad ?” Ketika itu Ahmad berada di hadapan sang raja, Lalu sang raja bertanya “Apa sebenarnya yang terjadi, Coba ceritakan semuanya ?” barulah Ahmad menceritakan yang sebenarnya.
Ketika wanita itu mendengar bahwa potongan kepala pelayannya telah dikirimkan kepada Raja Thulun, yakinlah Ia bahwa raja telah mengetahui hal yang sebenarnya.Maka Ia cepat-cepat menghadap raja dan meminta ampunan atas kekhilafannya serta mengakui kesalahannya, dan menyatakan bahwa Ahmad sama sekali tidak melakukan apa yang telah ia tuduhkan. Maka Raja menghargai sepenuhnya kebaikan Ahmad. Bahkan, Ia mengangkatnya menjadi putra mahkota.
Begitulah, kebersihan hati mengantarkan Ahmad bin Thulun ke puncak kekuasaan


           Di kutip dari buku
Bila Amal Di Bayar Kontan : Kisah Nyata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar